Perbedaan Isi Nitrogen dan Angin Biasa pada Ban

Perbedaan Isi Angin Biasa dan Nitrogen

Perbedaan Isi Nitrogen dan Angin Biasa pada Ban – Hal terpenting dalam perawatan ban salah satunya adalah urusan pengisian angin atau tekanan angin. Tekanan angin pada ban menentukan tidak hanya keawetan ban, tetapi juga kenyamanan serta keamanan pengendara. Hal ini berlaku secara umum pada semua ban kendaraan, mulai dari ban sepeda, ban motor, ban mobil, ban truk, hingga ban alat berat juga.

Saat ini, pengisian tekanan angin pada ban ada 2 pilihan, yaitu nitrogen dan angin biasa. Banyak orang yang sudah memilih untuk beralih ke pengisian angin dengan nitrogen murni yang tersedia di beberapa SPBU dan bengkel resmi. Namun, tidak sedikit juga yang tetap menggunakan angin biasa. Keduanya memiliki pendapat dan alasan masing-masing dalam pilihannya.

Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya apa perbedaan mengisi tekanan angin dengan nitrogen vs angin biasa? Apa efeknya pada ban? Mana yang lebih baik antara nitrogen dan angin biasa? Apa juga efeknya untuk anda sendiri sebagai pengendara?

Jika anda bertanya-tanya masalah itu, maka Tiberman melalui artikel ini akan memberikan jawaban yang semoga bisa memuaskan rasa penasaran anda.

Nitrogen vs Angin Biasa

Berikut adalah perbedaan isi angin biasa dan nitrogen yang kami rangkum dari beberapa sumber yang kredibel.

Kandungan di Dalam Keduanya

Angin atau udara biasa tersusun dari Nitrogen 78.09%, Oksigen 20.95%, sedangkan sisanya adalah gas-gas lain dan uap air. Sedangkan untuk Nitrogen dalam konteks untuk isi angin pada ban, kandungannya adalah 95% Nitrogen. Jadi memang tidak 100% murni nitrogen. Namun poinnya adalah mengurangi kandungan oksigen, gas-gas lain, dan uap air yang ada dalam udara atau angin yang dipompa ke dalam ban.

Ketahanan terhadap Kehilangan Tekanan Udara

Nitrogen memiliki volume yang lebih besar dan mobilitas yang rendah, sehingga lebih sulit untuk menembus pori-pori pada dinding ban dalam daripada oksigen. Jadi, ketika ban sama-sama diisi dengan tekanan yang sama, maka ban yang diisi dengan angin biasa akan lebih cepat berkurang karena mengandung lebih banyak oksigen.

Berdasarkan riset Bridgestone, ban dapat kehilangan hingga 2 Psi dalam sebulan jika diisi dengan angin biasa. Sedangkan jika ban diisi dengan nitrogen, butuh hingga 6 bulan untuk kehilangan 2 Psi.

Fluktuasi Tekanan Udara

Sama halnya dengan semua materi, molekul dari nitrogen dan oksigen juga bisa memuai jika dipanaskan. Ban yang merupakan komponen yang melakukan aktivitas rotasi terus-menerus, tentunya akan menimbulkan panas, apalagi jika ditambahkan dengan panas dari velg dan panas dari lingkungan sekitar. Gas atau udara yang ada di dalam ban juga akan terpengaruh oleh panas ini.

Molekul dari penyusun udara tentunya akan memuai. Dalam proses pemuaiannya, oksigen lebih cepat memuai daripada nitrogen. Konsekuensinya adalah, jika dalam ban tersebut terdapat banyak oksigen, maka volume udara dalam ban akan bertambah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa ban memiliki pori-pori yang akan membuatnya bisa melepaskan molekul-molekul udara, tentunya akan melepaskan molekul-molekul oksigen yang volumenya bertambah dan memenuhi ban. Akhirnya, ban akan kehilangan tekanan udaranya saat suhu kembali normal dan molekul-molekul udara kembali menyusut ke volume normalnya.

Berbeda dengan oksigen, nitrogen yang lebih lambat proses pemuaiannya akan membuat tekanan udara yang hilang lebih lambat. Dari sini kita mendapatkan benang merah bagaimana perbedaan keduanya dalam urusan kestabilan tekanan udara. Semakin sedikit oksigen yang terkandung dalam udara yang dimasukkan dalam ban, maka akan semakin stabil tekanan udara dalam ban tersebut.

Pengaruh pada Umur Ban

Secara saintifik, oksigen dapat menyebabkan oksidasi pada material yang berkontak dengannya, tidak terkecuali karet ban. Efek yang jelas akan dirasakan adalah berkurangnya kemampuan elastisitas karet ban. Berbeda sekali dengan nitrogen yang tidak menyebabkan oksidasi pada material yang berkontak dengannya.

Selain itu, berdasarkan riset dari Ford Motor, dilakukan uji coba pada ban dengan diisi angin biasa (Nitrogen 78.09%, Oksigen 20.95%), N2/O2 50/50, 96% nitrogen (99.9% nitrogen diisikan pada ban yang masih ada anginnya), dan 99.9% nitrogen (99.9% nitrogen diisikan pada ban yang benar-benar kosong). Semua ban dipanaskan menggunakan oven pada suhu 600C selama 12 minggu. Hasilnya, ban yang berisi angin biasa dan N2/O2 50/50 mengalami penuaan (tire aging) dan berkurang sifat elastisitasnya karena oksidasi pada minggu ke-3. Sedangkan untuk ban dengan konsentrasi nitrogen >95% hampir tidak mengalami perubahan sama sekali. Baru setelah 12 minggu ban dengan konsentrasi 96% nitrogen baru mengalami sedikit perubahan.

Perbedaan angin biasa dan nitrogen
Grafik Perubahan Sifat Elastisitas Ban

Dari riset tersebut, memberikan gambaran bahwa semakin sedikit oksigen yang terkandung dalam ban, berarti semakin awet umur ban. Bahkan untuk konsentrasi nitrogen 95% bisa dibilang tidak berubah sama sekali sampai 12 minggu. Hal ini juga bisa dikatakan sesuai dengan riset Bridgestone yang menyatakan bahwa anda bisa memperoleh semua manfaat penggunaan nitrogen pada ban dengan konsentrasi nitrogen 93 – 98%.

Keawetan Velg / Rim

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, oksigen bisa keluar dari ban dan bahkan nitrogen juga bisa hanya saja lebih lambat prosesnya. Masalahnya adalah saat oksigen keluar dari ban dan melakukan kontak dengan velg/rim akan menyebabkan oksidasi juga pada velg. Sedangkan untuk nitrogen meskipun keluar, tidak akan menyebabkan oksidasi pada alumunium atau besi yang notabennya adalah material penyusun velg.

Hemat Energi / Bahan Bakar

Berurusan dengan ban, tentu saja ada hubungannya dengan konsumsi energi atau bahan bakar. Ban dengan tekanan udara yang awet dan stabil akan membuat telapak ban berkontak dengan jalanan secara sempurna. Dengan telapak ban dan jalan berkontak sempurna akan membuat ban bekerja secara efektif yang tentunya akan sangat berpengaruh pada kelajuan kendaraan dan energi yang dibutuhkan untuk menempuh jarak yang sama dengan beban muatan yang sama. Akhirnya kendaraan akan lebih irit bahan bakar, dan ini akan berpengaruh pada perputaran keuangan.

Akan lebih terasa untuk kendaraan alat berat seperti dump truk yang butuh mengangkut dan melakukan perjalanan dengan jarak-jarak yang lumayan.

Itulah beberapa perbandingan dan perbedaan isi angin biasa dan nitrogen pada ban. Semoga anda mendapatkan jawaban yang memuaskan dan dapat mengambil keputusan terbaik dalam pengisian tekanan udara ban kendaraan anda.

Sebagai tambahan, selain urusan tekanan udara, memilih ban yang berkualitas juga sangat penting. Tiberman sebagai supplier ban alat berat no. 1 di Indonesia menyediakan ban dengan berbagai macam pilihan ukuran, tipe, dan merek. Ban yang kami jual terdiri dari ban truk, ban forklift, ban crane, ban loader, ban grader, ban traktor, dan ban alat berat lainnya. Produk lain seperti ban dalam truk, marset ban, O ring, dan velg juga tersedia di toko ban terdekat kami yang berada di Surabaya, Manado, Ternate, Kendari, Balikpapan, dan Banjarbaru. Berikut beberapa contoh produk kami.

Related Posts

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *