Masih Pakai Ban Vulkanisir 11R22.5? Mending Ban Murah Tapi Baru – Pemilik atau sopir truk tentunya sudah sangat familiar dengan ban vulkanisir. Namun untuk yang masih baru di dunia truk dan ban truk, tentunya masih sangat awam dengan istilah yang satu ini. Ban vulkanisir sendiri sebenarnya bukan jenis atau golongan ban seperti halnya ban radial – bias atau ban tubeless – tubetype, melainkan bisa dibilang ban bekas.
Anda tidak salah membaca, memang ban vulkanisir bisa dianggap sebagai ban bekas. Bahkan bukan hanya sekadar bekas. Ban vulkanisir adalah ban yang sudah tidak layak pakai kemudian diperbaiki dengan menambahkan lagi lapisan treadnya yang sudah habis atau botak. Nah, pertanyaannya, apakah aman untuk digunakan? Ya jelas mending pakai ban baru kalau urusan aman.
Tiberman sebagai supplier ban truk dan ban alat berat no. 1 di Indonesia akan membahas ban vulkanisir sekaligus merekomendasikan Ban Baru Tapi Murah bangetttt sebagai pengganti ban vulkanisir ukuran 11R22.5.
Apa Itu Ban Vulkanisir?
Ban vulkanisir adalah ban bekas yang telah mengalami proses perbaikan atau penggantian tapak yang aus dengan karet baru, atau lebih tepatnya compound baru melalui metode vulkanisasi. Dalam proses ini, lapisan karet baru ditempelkan dan direkatkan pada struktur ban yang masih baik, kemudian dipanaskan agar lapisan karet tersebut menyatu sempurna dengan ban.
Lapisan karet yang baru ini tentu saja sudah diukir atau diberikan pola kembangan sebagai pengganti tread ban aslinya. Jadi di sini tentu saja yang digunakan adalah ban bekas yang sudah halus, treadnya sudah habis, sudah lebih tipis dibandingkan batas tanda TWI nya. Anda bisa mempelajari apa itu TWI di artikel Tiberman lainnya.
Dari penjelasan di atas tentu saja terlihat jika ban vulkanisir bisa menghemat budget. Selain karena ban bekas yang sudah halus bisa kembali digunakan dengan menambahkan karet atau compound baru, ban vulkanisir juga dijual dengan harga yang sangat ekonomis. Umumnya ban 1000 dan ban 1100R20 hasil vulkanisir dijual dengan kisaran harga 1,3 juta – 1,8 juta. Sedangkan untuk ban truk canter ukuran 750 16 umumnya dijual di bawah 1 juta. Nah, untuk ban yang banyak digunakan sebagai ban bus dan truk kontainer, yaitu ban 11R22.5 vulkanisir umumnya dijual dengan harga 1,7 – 2 juta.
Amankah Pakai Ban Vulkanisir?
Urusan ekonomis jelas terbukti dari harga di atas. Lantas untuk keamanan bagaimana? Inilah yang menjadi masalah penggunaan ban vulkanisir. Meskipun ada beberapa syarat sebuah ban bisa divulkanisasi, seperti wajib ada tulisan “regroovable” di dinding ban, kondisi dinding ban atau sidewall wajib bagus, dan casing juga masih bagus, namun tidak ada yang bisa menjamin keamanan dari penggunaan ban vulkanisir. Ada yang bertahan hingga 1 tahun, bahkan 5 tahun, tapi banyak juga yang baru 1 minggu sudah mengelupas. Bayangkan jika terkelupasnya di jalanan, dan ini sudah banyak kasus terjadi ban terkelupas di jalanan.
Bayangkan Anda menggunakan ban vulkanisir untuk bus yang sedang membawa banyak penumpang. Tentu saja kekhawatiran terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akan muncul. Apalagi ini menyangkut banyak nyawa penumpang, bahkan para pengemudi lain yang ada di sekitar bus Anda. Penting sekali untuk mempertimbangkan sisi keamanan dari penggunaan ban vulkanisir, meskipun memang harganya sangat ekonomis.
Mending Pakai Ban Baru Murah dari Tiberman
Sudah lihat bahayanya pakai ban vulkanisir di atas? Memang, untuk urusan keamanan ban baru tetap lebih jelas. Ban baru jelas dari pabrikan yang mengikuti standar industri, sedangkan ban vulkanisir tidak. Proses vulkanisasinya tidak dilakukan oleh pabrikan, melainkan oleh pihak ketiga yang berada di luar proses QC dari pabrik ban.
Jika titik beratnya adalah masalah budget, masalah harga ban, maka Tiberman jelas wajib menjadi pilihan Anda. Kami memiliki produk khusus untuk ukuran ban 11R22.5 yang bisa digunakan untuk ban bus maupun ban kontainer di jalan raya dan harganya SANGAT MURAHHH.
Durun YTH4 11R22.5 16PR TL
Ban Murah Gantinya Ban Vulkanisir
Jangan korbankan keamanan berkendara Anda. Kalau ada ban baru, murah, aman, kenapa harus ban vulkanisir.
Penulis
