Istilah – Istilah dalam Dunia Pertambangan – Dunia pertambangan memang selalu menarik untuk dikulik. Mulai dari alat-alatnya yang ukurannya raksasa, metode pertambangan, material-material yang ditambang, hingga intrik-intriknya yang selalu ramai diberitakan. Nah, kali ini Tiberman akan membahas atau lebih tepatnya menjelaskan secara gamblang beberapa istilah yang sering digunakan di dalam dunia pertambangan. Istilah-istilah berikut ini umum dipakai di pertambangan apapun ya, mulai dari tambang batu bara, hingga tambang emas maupun nikel.
Istilah-Istilah dalam Dunia Pertambangan
1. Overburden (OB)
Overburden adalah layer atau lapisan batuan atau material yang menutupi deposit mineral. Biasanya, lapisan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu Top Soil (lapisan tanah paling atas), Sub Soil (lapisan tanah di antara Top Soil dan Overburden), serta lapisan inti tanah seperti Sand Stone, Clay, dan jenis lainnya.
2. Interburden (IB)
Interburden adalah lapisan batuan atau bahan material antara dua deposit mineral atau batuan yang berbeda. Biasanya, interburden terdiri dari berbagai jenis batuan dan material seperti tanah, pasir, kerikil, lempung, atau bahkan batuan endapan lainnya. Interburden sering kali harus dihilangkan atau dibersihkan selama proses penambangan mineral atau batuan untuk mengakses deposit mineral yang ingin ditambang.
3. Pit
Pit adalah lubang besar yang digali atau dikeruk di permukaan tanah atau di lapisan bawah tanah yang dangkal untuk mengekstraksi bijih atau mineral yang terkandung di dalamnya.
4. Open-Pit Mining
Open-pit mining (penambangan terbuka) adalah salah satu metode penambangan yang digunakan untuk mengakses deposit mineral yang berada di permukaan tanah atau di lapisan bawah tanah yang dangkal. Penambangan terbuka dilakukan dengan cara menggali lubang besar atau pit di permukaan tanah untuk mengakses bijih atau mineral yang terkandung di dalamnya.
5. Underground Mining
Underground mining (penambangan bawah tanah) adalah salah satu metode penambangan yang digunakan untuk mengakses deposit mineral atau bijih yang berada di bawah permukaan tanah. Metode penambangan bawah tanah ini digunakan untuk mengekstraksi bijih atau mineral yang tidak dapat dijangkau dengan metode penambangan terbuka.
6. Ore
Ore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan batuan atau mineral yang mengandung bahan tambang atau logam yang dapat diekstraksi dengan proses penambangan. Contoh mineral atau logam yang biasanya ditemukan dalam bijih adalah emas, perak, tembaga, timah, nikel, besi, aluminium, dan banyak lagi.
7. Stope
Stope adalah suatu ruangan atau area yang digali atau dibuat di dalam tambang bawah tanah untuk mengakses dan mengekstraksi mineral atau bijih. Stope biasanya berbentuk seperti kubah atau tempat menggali yang berada di antara dua level tambang bawah tanah yang berbeda.
8. Country Rock
Country rock adalah batuan yang melapisi atau mengelilingi deposit mineral atau bijih yang ingin diekstraksi dalam penambangan (ore). Batuan ini dapat terdiri dari berbagai jenis mineral dan komposisi kimia yang berbeda-beda, tergantung pada lingkungan geologis di mana deposit bijih terbentuk.
9. Prospecting
Istilah prospecting dalam dunia pertambangan adalah proses mencari dan mengevaluasi potensi deposit mineral atau bijih di suatu wilayah atau lokasi tertentu. Proses ini biasanya dilakukan sebelum tahap eksploitasi atau penambangan dimulai untuk menentukan apakah suatu area memiliki potensi tambang yang cukup untuk dieksploitasi secara ekonomis.
10. Exploration
Meskipun terkadang digunakan secara bergantian, proses prospecting dan exploration pada dasarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Proses eksplorasi adalah proses yang lebih mendalam dan terperinci dalam mencari deposit mineral atau bijih. Explorasi dilakukan setelah tahap prospecting dan dilakukan untuk mengidentifikasi deposit secara lebih terperinci, menentukan kuantitas dan kualitas potensial deposit mineral atau bijih yang ada, serta mengevaluasi ekonomi dari deposit tersebut.
11. Tailings
Tailings adalah bahan buangan yang dihasilkan dari proses pemisahan bijih atau mineral dari batuan pengganggu (gangue). Tailings terdiri dari partikel kecil yang dihasilkan dari proses penghancuran, penggilingan, dan pemisahan yang berisi residu bijih atau mineral yang tidak terpisahkan dari gangue. Tailings dapat berisi sejumlah kecil bijih atau mineral yang masih mengandung unsur yang dapat diekstraksi, sehingga terkadang tailings diolah kembali untuk mengekstraksi unsur tersebut.
12. Waste
Meskipun tailings dan waste sama-sama bahan buangan, keduanya memiliki perbedaan. Jika tailings adalah bahan buangan yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan, waste adalah bahan buangan yang dihasilkan dari proses penambangan atau penggalian batuan yang tidak mengandung bijih atau mineral yang berharga. Waste terdiri dari batuan atau material yang tidak diinginkan, misalnya batuan yang tidak mengandung mineral atau bijih yang dapat diekstraksi atau batuan yang tidak ekonomis untuk dieksploitasi.
13. Bedrock
Bedrock adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan batuan yang berada di bawah tanah yang ada di atasnya. Batuan ini sering kali sangat keras, padat, dan terbentuk secara alami dari proses geologi yang terjadi selama ribuan atau jutaan tahun. Bedrock umumnya merupakan lapisan batuan yang stabil dan berfungsi sebagai dasar dari tanah dan permukaan yang ada di atasnya.
Bedrock sangat penting dalam industri pertambangan karena sering kali menjadi dasar dari deposit mineral atau bijih yang ingin diambil. Tambang terbuka dan tambang bawah tanah sering kali dilakukan pada lapisan bedrock yang mengandung bijih atau mineral berharga. Selain itu, pengetahuan tentang sifat dan komposisi bedrock sangat penting dalam pemilihan teknik dan metode penambangan yang tepat.
14. Chute
Chute adalah suatu alat atau struktur yang digunakan dalam proses penambangan atau pengolahan mineral untuk mengalirkan material atau bijih dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan gravitasi. Chute sering kali terdiri dari lembaran logam atau material yang lebih tahan aus yang dipasang pada sudut tertentu untuk membentuk saluran melengkung yang memungkinkan material mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
15. Culvert
Dalam pertambangan, culvert dapat digunakan untuk mengalirkan air permukaan atau air yang terakumulasi dari proses pertambangan ke saluran pembuangan yang lebih besar atau ke tempat pengolahan air limbah. Mereka juga dapat digunakan untuk mengalirkan air ke tempat penyimpanan atau waduk yang berfungsi sebagai sumber air untuk operasi tambang atau sebagai cadangan air untuk penggunaan sehari-hari.
16. Smelting
Smelting adalah proses peleburan bijih atau material mineral untuk menghasilkan logam murni atau campuran logam dengan kandungan yang diinginkan. Proses smelting biasanya melibatkan penggunaan suhu tinggi dan bahan kimia seperti karbon atau oksigen untuk memisahkan logam dari material lainnya.
17. Disposal
“Disposal” merujuk pada proses penanganan dan pengelolaan limbah atau material sisa yang dihasilkan selama kegiatan pertambangan dilakukan. Disposal dapat mencakup beberapa jenis limbah atau material, seperti overburden atau tanah penutup, tailing atau endapan sisa pengolahan bijih, limbah bahan kimia, dan limbah dari alat atau mesin pertambangan. Tujuan dari disposal adalah untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia akibat dari kegiatan pertambangan. Namun, di lapangan biasanya istilah disposal cenderung disamakan dengan mining waste disposal atau area untuk membuang limbah sisa.
18. Mining Waste Disposal Site atau Mining Waste Dump
“Mining waste disposal site” merujuk pada area khusus yang digunakan untuk menampung limbah atau sisa-sisa material yang dihasilkan selama kegiatan pertambangan berlangsung. Tempat pembuangan limbah pertambangan harus memenuhi standar kualitas lingkungan dan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. Setiap tahap dari pengelolaan limbah, seperti pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia.
19. Idle
Istilah Idle dalam dunia pertambangan adalah kondisi berhentinya aktivitas yang dapat terjadi ketika mesin atau peralatan sedang tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu, meskipun kondisi mesin atau peralatan masih baik-baik saja dan dapat beroperasi. Sebagai contoh, idle dapat terjadi ketika pekerja sedang menunggu untuk memuat atau mengangkut material (antre), atau ketika produksi dihentikan sementara karena alasan tertentu, seperti permintaan yang menurun atau perubahan kebijakan.
20. Delay
Meskipun idle dan delay sama-sama merujuk pada dihentikannya aktivitas, atau terbuangnya waktu operasi, keduanya memiliki perbedaan. Sementara itu, “delay” dalam pertambangan terjadi ketika ada masalah yang tidak terduga atau terencana yang menghambat operasi pertambangan selama periode waktu tertentu. Contohnya termasuk peralatan yang rusak atau bahan baku yang kurang tersedia, masalah dengan logistik atau distribusi, masalah dengan keamanan atau lingkungan, dan masalah teknis atau alami lainnya.
Dengan demikian, perbedaan antara “delay” dan “idle” dalam pertambangan adalah bahwa “delay” terjadi ketika mesin atau peralatan tidak dapat beroperasi karena masalah teknis atau situasi yang tidak terduga, sedangkan “idle” terjadi ketika mesin atau peralatan sedang tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu, meskipun kondisi mesin atau peralatan masih baik-baik saja dan dapat beroperasi.
21. Cycle Time
Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus atau satu putaran dari sebuah proses atau aktivitas. Dalam konteks pertambangan, cycle time bisa merujuk pada waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus operasi produksi, seperti pengeboran, penggalian, dan pengangkutan material.
Cycle time dapat dihitung dari awal proses hingga selesai, termasuk waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan peralatan, menyelesaikan tugas, dan membersihkan lokasi kerja. Hal ini penting dalam perencanaan dan pengaturan operasi pertambangan karena dapat membantu dalam menentukan jadwal produksi, memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
22. Fleet
Fleet dalam konteks pertambangan merujuk pada sekumpulan peralatan atau kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan pertambangan untuk digunakan dalam operasi pertambangan. Fleet biasanya terdiri dari berbagai jenis kendaraan seperti truk angkut, dump truck, excavator, bulldozer, mesin bor, alat berat, dan peralatan tambang lainnya.
Pengelolaan fleet yang efektif sangat penting dalam operasi pertambangan, karena dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengurangi waktu idle, meningkatkan waktu operasi, mengurangi biaya pemeliharaan, dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan teknologi yang semakin maju, banyak perusahaan tambang menggunakan sistem manajemen fleet yang terkomputerisasi untuk memantau performa dan lokasi kendaraan secara real-time, mengoptimalkan rute dan operasi, serta meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
Salah satu poin penting dalam manajemen fleet adalah pemilihan ban yang cocok dan berkualitas tinggi. Bukan hanya harga terjangkau, tetapi juga yang bisa mendukung dan mengurangi operating cost . Semuanya perlu diperhatikan dalam urusan pemilihan dan pemeliharaan ban alat berat seperti ban loader, ban grader, ban dump truck (ban HD Rigid dan ban Articulated Dump Truck), dan ban lainnya. Urusan ban, Anda bisa serahkan ke toko ban Tiberman, importir dan distributor ban alat berat #1 di Indonesia.
Itulah beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia pertambangan. Semoga bermanfaat.
Dapatkan ban tambang terbaik dan terlengkap hanya di Tiberman – Supplier Ban Alat Berat Terlengkap di Indonesia. Segera hubungi sales online kami untuk mendapatkan harga terbaik.